Memahami Asmaul Husna Al Qowiyy dan Al Qoyyum

Di dalam kitab suci Al Qur‟an terdapat 99 nama-nama Allah Swt (Asmaul Husna), yang menggambarkan keesaan-Nya.. Masing-masing nama memiliki pengertian yang bersifat baik dan agung. Dengan bermohon kepada-Nya sambal menyebut Asmaul Husna, maka kita akan mendapat balasan keberkahan terhadap apa yang telah kita kerjakan. Allah Swt adalah Dzat yang Maha Sempurna. Kesempurnaan itu tergambar dalam 99 Asmaul Husna. Kali ini kita akan mempelajari Al-Qawiyy dan Al-Qayyum


1.     Pengertian al-Qawiyy


Allah Swt memiliki sifat Al-Qawiyy artinya Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Kekuatan Allah Swt tidak ada batasnya. Tidak ada sesuatu apapun yang bisa menyamai kekuatan yang Allah Swt miliki. Tidak ada keagungan yang lebih mulia dari keagungan Allah Swt. Semua makhluk di hadapan Allah Swt adalah lemah dan tidak berdaya.


Al-Qawiyy bisa juga berarti pemilik kekuatan yang tidak akan mengalami kelemahan selamanya. Keperkasaan Allah Swt adalah abadi. Dengan kekuatannya, Allah Swt telah menciptakan bumi dan langit yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun kecuali Allah Swt. Dengan kekuatan yang Maha Dahsyat Allah Swt akan memusnahkan kezaliman dan memberikan azab bagi orang-orang kafir. Allah Swt berfirman sebagai berikut :


كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِىٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ


Artinya :

Allah Swt telah menetapkan, Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang, sesungguhnya Allah Swt Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Al- Mujadalah [58]: 21)


Allah Swt juga berfirman di ayat lain :

 كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya :

(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir‟aun dan pengikutpengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah Swt, maka Allah Swt menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Swt Maha Kuat lagi sangat keras siksa-Nya.”(Q.S. Al-Anfal [8]: 52)


Kekuatan Allah Swt itu meliputi kekuatan fisik dan kekuatan hati atau keteguhan mental. Sebab Rasulullah Saw sendiri pernah bersabda bahwa muslim yang kuat lebih dicintai dari pada muslim yang lemah. Sedangkan kekuatan hati erat kaitannya dengan selalu bersikap teguh hati yang merupakan akhlak terpuji yang disukai Allah Swt.


Bukti bahwa Allah Swt bersifat al-Qawiyy adalah adanya alam semesta dan segala isinya, adanya planet di luar angkasa, adanya pergantian siang dan malam, serta kekuatan yang dimiliki oleh manusia juga makhluk lainnya.


Dijelaskan juga dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 165 yang artinya, “Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah Swt. Mereka mengasihinya seperti mengasihi Allah Swt. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah Swt. Jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui, ketika mereka melihat siksa Allah Swt bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah Swt semuanya dan bahwa Allah Swt itu amat berat siksaan- Nya (niscaya mereka menyesal).”


Kekuatan yang dimiliki oleh manusia atau makhluk lainnya bersumber dari kekuatan Allah Swt, maka manusia tidak pantas menyombongkan dirinya sekalipun dia mempunyai kekuasaan.


Adapun cara meneladani sifat al-Qawiyy adalah harus kuat fisik dan mental terutama dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah Swt. Banyak orang yang ingin menjadi kuat. Setiap hari latihan fisik agar bisa menjadi kuat. Mereka bangga jika disebut orang kuat, namun sekuatkuatnya manusia, tidak ada yang melebihi kekuatan Allah Swt Yang Maha Kuat.


Ketika lahir, manusia berwujud bayi lemah yang tidak berdaya. Jangankan mengangkat beban, duduk saja tidak sanggup. Saat tidur manusia juga lemah tidak berdaya. Ketika mati dan menjadi tulang-belulang berserakan, manusia itu tidak mampu berbuat apapun. Manusia itu lemah. Hanya Allah Swt yang Maha Kuat.


2.     Hikmah Mengimani Al-Qawiyy

Pernahkan kalian mendengar kisah raksasa Jalut? Dia adalah seorang laki-laki raksasa yang kuat dan bertubuh besar. Tetapi, dengan mudah dia dapat dikalahkan oleh Daud yang kelak menjadi Nabi yang saat itu masih belia.


Sungguh kejadian tersebut aneh tapi nyata, siapa yang memberi kekuatan kepada Daud? Siapa pula yang menciptakan si raksasa Jalut? Dialah Allah Swt yang memiliki sifat al-Qawiyy artinya Yang Maha Kuat. Al-Qawiyy mengandung penjelasan bahwa Allah Swt yang menganugerahkan kekuatan kepada kita semua dan makhluk lainnya dengan kadar yang berbeda-beda.


Kekuatan yang dimiliki manusia tidaklah kekal. Suatu saat Allah Swt akan mengambil kekuatan yang kita miliki. Misalnya, seiring bertambahnya usia semakin berkurang kekuatan yang kita miliki. Kekuatan seorang remaja berbeda dengan kekuatan orang yang sudah berusia lanjut. Oleh karena itu, kita patut bersyukur kepada Allah Swt atas nikmat yang diberikan-Nya. Maka dari itu selagi kita memiliki kekuatan, kita harus menggunakannya dalam melakukan kebaikan dan membantu sesama, jangan menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk melakukan perbuatan yang kurang baik.


Beberapa hikmah dari mengenal asmaul husna al-Qawiyy:

a.     Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt sumber kekuatan.

b.    Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.

c.     Kita harus menjadi seorang mukmin yang kuat, tidak hanya kuat secara fisik tetapi kuat secara mental, sehingga kita dapat menjaga keimanan kita kepada Allah Swt.

d.  Melatih kita untuk selalu memberi bantuan kepada orang yang lemah.

3.     Pengertian al-Qayyum



Al-Qayyum (Yang Maha Mandiri) adalah salah satu dari al-Asma’ul Husna yang sembilan puluh sembilan. Di dalam al-Qur‟an disebut tiga kali yaitu:

a.     Surat al-Baqarah ayat 255

 لَّا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغْوِ فِىٓ أَيْمَٰنِكُمْ وَلَٰكِن يُؤَاخِذُكُم بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ


Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”


b.     Surat Thaha ayat 111

 وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا


Artinya : “Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Rabb yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.”


c.     Surat Ali-Imran ayat 2

 ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”


Al-Qayyum memiliki dua makna. Pertama, Allah Swt yang Maha Mandiri atau yang berdiri sendiri. Allah Swt tidak membutuhkan bantuan apapun dari seluruh makhluk dan Allah Swt juga tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh. Makna al- Qayyum yang kedua adalah Allah Swt yang selalu mengatur makhluk-Nya. Dia selalu mengatur dan memperhatikan urusan makhluk-Nya, tidak mungkin Allah Swt lalai sesaat pun dari mengawasi makhluk, kalau tidak demikian maka akan kacau aturan alam, dan alam semesta akan hancur sampai ke tonggak-tonggaknya.


Firman Allah Swt


 قُلْ مَن يَكْلَؤُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ مِنَ ٱلرَّحْمَٰنِ ۗ بَلْ هُمْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِم مُّعْرِضُونَ


Artinya : “Katakanlah.”siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain Allah Swt Yang Maha Pemurah?, Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingat Rabb mereka” (Q.S. al-Anbiya [21]: 42)


Dijelaskan juga dalam surat Fathir ayat 41, Allah Swt berfirman,


 إِنَّ ٱللَّهَ يُمْسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ أَن تَزُولَا ۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا


Artinya : “ Sesungguhnya Allah Swt menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah Swt. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.


Jadi sifat Allah Swt al-Qayyum ini memiliki urusan yang besar sebagaimana besar-Nya pemilik sifat ini, dengan maknanya yang pertama mengandung kesempurnaan ketidakbutuhan-Nya dan kebesaran-Nya. Dengan makna yang kedua, mengandung seluruh sifat kesempurnaan dalam perbuatan-Nya yang tidak ada kesempurnaan bagi-Nya kecuali dengan sifat al-Qayyum.


Bukti bahwa Allah Swt bersifat al-Qayyum adalah Allah Swt menciptakan semua yang ada di bumi dan yang ada di langit secara mandiri tanpa minta bantuan siapapun. Dalam melakukan sesuatu atau jika berkehendak terhadap sesuatu, Allah Swt cukup mengucap “kun” (jadilah), maka terjadilah.


Segala sesuatu yang memerlukan bantuan menunjukkan ketidaksempurnaan. Allah Swt adalah Dzat yang Maha Sempurna, Maha Pemberi pertolongan, Dialah yang diperlukan oleh semua makhluk termasuk manusia.


Adapun cara meneladani sifat Allah Swt al-Qayyum adalah kita sebagai manusia harus tegar dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai kesulitan. Tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan. Manusia harus sadar bahwa dengan sendirian pun kita harus tetap berjuang, karena Allah Swt selalu bersama kita.


4.     Hikmah Mengimani Al-Qayyum

Allah Swt memiliki sifat al-Qayyum Yang Maha Mandiri atau Qiyamuhu binafsihi. Allah Swt berdiri sendiri yang menunjukkan kesempurnaan tanpa membutuhkan siapapun dalam hal apapun. Hal tersebut sangat berbeda dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt tentu tidak mampu berdiri sendiri dan sangat bergantung kepada yang lain. Nelayan membutuhkan dokter, petani membutuhkan sopir, guru membutuhkan penjahit, dan juga yang lain. Oleh karena inilah manusia disebut makhluk sosial artinya selalu membutuhkan yang lain.


Allah Swt juga melakukan penjagaan terhadap segala sesuatu dan mengatur setiap makhluk-Nya. Allah Swt yang mengatur rezeki dan segala urusan mereka. Pengaturannya pada segala hal yang Allah Swt kehendaki baik perubahan, pergantian, penambahan, maupun pengurangan bahkan Allah Swt akan mengumpulkan dan menghisab mereka pada hari kiamat.


Beberapa hikmah dari mengimani asmaul husna al-Qayyum:

a.     Mengetahui kebesaran dan keagungan Allah Swt, segala perbuatan-Nya dalam puncak kesempurnaan.

b.     Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.

c.     Kita harus menjadi seorang mukmin yang mandiri atau tidak menggantungkan orang lain.

d.     Membiasakan diri untuk memberi manfaat pada yang lain.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url