Memahami Asmaul Husna Al Ghaffar dan Al 'Afuww

A.    Mengenal Sifat Al-Ghaffar

Al-Ghaffar berasal dari kata ghafara, yang berarti menutupi. Dalam hal ini berarti Allah Swt. Maha Pengampun. Allah Swt. menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan keluasan ampunan-Nya. Selain memiliki makna tersebut, al-Ghaffar juga dapat berarti Allah Swt. menganugerahkan sifat penyesalan kepada hamba-hamba-Nya sehingga bisa menjadi obat penawar sekaligus penghapusan dosa.



Al-Quran menyebut kata Ghaffar sebanyak lima kali, tiga kali berdiri sendiri sebagaimana terungkap dalam QS. Nuh (71: 10) dan QS. Thaha (20: 82), sedang dua kali lainnya dirangkai setelah penyebutan sifat dan nama indah lainnya, yaitu al-Aziz. "Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas maghfirah-Nya." (QS. At-Taubah: 117).

 فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا


Artinya:

“maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun”. (QS. Nuh [71]: 10)

 وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ

Artinya:

Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk”. (QS. Thaha [20]: 82).


Anak-anak, dosa itu adalah kegelapan. Dosa itu adalah sesuatu yang mengganggu pikiran dan hati. Perasaan tidak tenang dan selalu merasa bersalah adalah bagian dari tanda bahwa kita melakukan perbuatan dosa, apapun bentuk perbuatan dosa tersebut.


Nah, kalau dosa diampuni maka hati menjadi tenang dan pikiran menjadi terang, ketika itulah berarti Allah Swt. telah mengobati seseorang yang sedang risau hatinya karena dosa-dosa yang dilakukannya.


Tidak cukup Allah Swt. mengampuni dosa-dosa tersebut, tapi Allah Swt. Juga menutupi kesalahan-kesalahan kita. Alangkah banyaknya orang yang berdosa di dunia ini, alangkah banyaknya orang yang berbuat maksiat, tetapi Allah Swt. menutupi aib-aib itu, agar tidak diketahui yang lainnya.


Ada pelajar yang sudah melakukan kecurangan saat ujian, yaitu menyontek. Aktivitas menyontek yang dia lakukan tidak pernah ketahuan hingga beberapa kali. Baru pada perbuatannya yang kesekian kali ketahuan. Ketika ia melakukan kecurangan pertama kali Allah Swt. Masih mentutupi rahasianya. Yang ke dua kalipun Allah Swt. masih menutupi. Boleh jadi pada kesempatan itu Allah Swt. masih berikan kesempatan baginya untuk bertobat dan berhenti dari perbuatan buruknya itu. Namun, ketika ia melakukan yang kali ketiga, Allah Swt. membukakan rahasianya itu dihadapan gurunya sehingga kecurangannya terbongkar dan dia pun mendapatkan hukuman.


Allah Swt. menutupi keburukan kita adalah kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Allah Swt. menutupi dosa-dosa adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat, memohon ampunan-Nya. Allah Swt. menutupi kesedihan kita adalah kesempatan bagi kita untuk tidak berputus asa terhadap pertolongan-Nya. Allah Swt. Tuhan Maha Pengampun.


Allah Swt. memerintahkan kita untuk meneladani dan membiasakan makna al- Ghaffar dalam kehidupan kita, di antaranya dengan cara:

  1. memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti dan berbuat kesalahan kepada kita
  2. menghilangkan kebencian dan dendam di dalam hati
  3. menghindarkan diri dari berprasangka buruk,
  4. tidak mencari-cari kesalahan
  5. tidak membuka aib orang lain
  6. tidak menggunjing, memfitnah, atau menyakiti orang lain.

       Semoga kita dapat melakukannya, aamiin.

B.    Mengenal Sifat Al-Afuww

Secara bahasa kata al-’Afuww berarti menghapus, menghilangkan sampai akar, dan memaafkan. Sebagai nama Allah Swt., maka al-’Afuww berarti yang Maha Pemaaf. Memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh hamba-Nya. Allah Swt. Memaafkan dengan menghapus dan menghilangkan dosa-dosa hamba-Nya sampai ke akar dengan tidak menimpakan hukuman atau sanksi kepadanya. Allah Swt. memberikan maaf kepada siapa pun yang dikehendaki. Sungguh, Allah Swt. telah memaafkan begitu banyak kesalahan hamba-Nya, tanpa mereka meminta. Karena jika tidak dimaafkan, manusia sudah pasti binasa dengan setiap dosa yang dilakukannya. Allah Swt. berfirman dalam al- Quran Surah al-Hajj ayat 60:


 ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ


Artinya:

”Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan (kezaliman) penganiayaan yang pernah dia derita kemudian dia dizalimi (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun”. (QS. Al-Hajj [22]: 60)



Allah Swt. maha memaafkan orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak menyegerakan sikasaan bagi mereka, serta mengampuni dosa-dosa mereka. Inilah sifat Allah Swt. yang tetap dan terus Maha Mulia, dan inilah kemurahan Allah Swt. Kepada hamba- Nya di setiap waktu, dengan memaafkan dan mengampuni.


Seorang hamba yang meneladani nama dan sifat al-Afuww, pasti akan selalu memohon ampun kepada Allah Swt. dari setiap kesalahan yang dilakukan setiap saat dan di manapun berada. Dia juga selalu memaafkan kesalahan orang lain, bahkan sebelum diminta, pasti telah memaafkan. Dia tidak mudah marah dengan perilaku buruk orang lain.


Bagaimana dengan kita? Apa yang kita lakukan apabila kita melakukan kesalahan? Apa yang kita lakukan apabila orang lain berbuat salah kepada kita? Menunggu orang tersebut meminta maaf ataukah kita yang memberi maaf kepada orang tersebut? Tidak banyak orang yang dapat memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf. Kebanyakan manusia memiliki rasa gengsi yang tinggi sehingga tidak mau memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf. Padahal Allah Swt. Maha pemberi maaf kepada orangorang tersebut, sebagai mana firman Allah Swt.:


 إِن تُبْدُوا۟ خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا۟ عَن سُوٓءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا


Artinya:

“Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa”. (QS. An-Nisa [4]: 149)


Memberi maaf kepada orang lain yang berbuat salah merupakan sifat kemuliaan. Siapapun yang dapat membiasakannya akan memperoleh kemuliaan dari Allah Swt. Yaitu memperoleh pahala yeng besar dan terhindar dari berbagai macam kesulitan hidup, seperti sulit untuk belajar, sulit  bergaul, perasaan takut dan sejenisnya.

C.   Perbedaan al-Ghaffar dan al-Afuww


       Baik
al-Ghaffar dan al-Afuww memiliki makna mengampuni atau memaafkan. Namun al-'Afuww memiliki arti lebih dalam daripada al-Ghaffar. Al-Ghaffar Allah maha pemberi maghfirah. Maghfirah adalah ampunan dosa tapi dosa itu masih ada. Dosa tersebut ditutupi oleh Allah Swt. di dunia dan di akhirat dari pandangan makhluk. Sehingga Allah Swt. tidak menyiksa seseorang dengan dosa tersebut, tapi dosa itu masih ada.


Adapun al-‘Afuww Allah maha pemberi maaf. Dengan al-‘Afuww Allah Swt. Telah menghapuskan dan menghilangkan dosa yang dilakukan hambanya seperti tidak pernah melakukan kesalahan. Jadi pemberian maaf lebih istimewa.

Boleh jadi kita melakukan dosa-dosa kecil, seperti tidak banyak ibadah, maka di padang mahsyar akan mendapati Allah Swt. sebagai Maha Pengampun. Dosa-dosa itu akan diperlihatkan dan disuruh mengakuinya. Berbeda jika kita melakukan dosa, lalu bertobat, giat ibadah, maka di padang mahsyar kita memperoleh maaf. Maka Allah Swt. yang Maha Pemaaf, tidak lagi menyebutkan kesalahan-kesalahan kita, karena sudah dihapuskan.

D.   Hikmah al-Ghaffar dan al-Afuww

Seorang muslim yang meyakini dengan sungguh-sungguh dan meneladani sifat pengampun (al-Ghaffar) dan pemaaf (al-Afuww) Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari secara ikhlas akan memperoleh hikmah.

a.    Mudah memaafkan kesalahan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum ia meminta maaf dengan tanpa merasa gengsi karena itu bentuk kemuliaan.

b.    Terdorong untuk terus membaca istigfar, yakni meminta ampun kepada Allah Swt. baik berbuat salah maupun tidak. Karena bacaan istigfar termasuk kalimat tayibah sehingga siapapun yang membiasakannya pasti akan memperoleh kebaikan dan kemuliaan dari Allah Swt..

c.     Tidak pernah berputus asa terhadap rahmat Allah Swt., karena Allah Swt sangat mudah untuk mengampuni dosa hamba-Nya. Pemberian maaf ini tanpa dibatasi oleh waktu, tempat, dan umur. Artinya berlaku kapan saja, dimana saja dan dalam usia berapapun. Barangsiapa memiliki kesalahan atau dosa dan mau bertobat Allah Swt. akan mengampuninya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url