Ketabahan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam Berdakwah
Guru Onlineku - Di kota Makkah perkembangan Agama
Islam semakin meluas. Masyarakatnya semakin banyak yang memeluk Agama Islam.
Hal ini membuat kaum kafir Quraisy semakin tidak senang terhadap kaum muslimin.
Mereka berusaha terus-menerus untuk menghentikan perkembangan Agama Islam
dengan berbagai cara kaum muslimin menghadapi pertentangan dengan kaum kafir
Quraisy dengan penuh ketabahan.
A.
Masa Awal Dakwah Nabi
Muhammad Saw. dan Para Sahabat
1.
Dakwah secara
Sembunyi-Sembunyi
Nabi Muhammad Saw. mulai berdakwah di Makkah setelah turun wahyu yang kedua yaitu Surah Al-Muddasir ayat 1-7. Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk berdakwah. Diawal dakwahnya hanya terbatas kepada keluarganya dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Mereka yang masuk Islam dalam masa
dakwah secara sembunyi-sembunyi adalah:
a.
Khadijah binti Khuwalid
b.
Ali bin Abi Thalib
c.
Abu Bakar
d.
Utsman bin Affan
e.
Zubair bin Awwam
f.
Abdurrahman bin Auf
g.
Sa’ad bin Abi Waqqas
h.
Thalhah bin Ubaidillah
i.
Abu Ubaidah bin Jarrah
j.
Arqam bin Abil Arqam
k.
Ummu Aiman
l.
Zaid bin Haritsah
Mereka mendapat pengajaran agama
Islam langsung dari Nabi Muhammad Saw. dan merupakan orang-orang yang pertama
masuk Islam atau disebut Assabiqunal Awwalun.
2.
Dakwah secara
Terang-terangan
Selama tiga tahun lamanya Nabi
Muhammad Saw. menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari Rasulullah
Saw. mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Yaitu dengan
turunnya Surah Al-Hijr ayat 94:
Artinya:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr [15]:94)
Pertama yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. dalam dakwah secara terang-terangan
adalah mengumpulkan dalam jamuan makan para kerabatnya dan orang-orang
terpandang dari kaum Quraisy. Mereka diajak untuk menyembah Allah Swt., berbuat
baik terhadap sesama dan tidak boleh saling bermusuhan.
Hanya sebagian kecil yang menerima
ajakan Nabi Muhammad Saw. dan sebagian besar menolaknya. Termasuk paman Nabi
yang bernama Abu Lahab secara keras menolak bahkan mengancam akan memusuhi Nabi
Muhammad Saw. apabila meneruskan dakwahnya.
Nabi Muhammad Saw. walaupun
mendapat tantangan dan ancaman, beliau tetap tabah dan tidak putus asa.
B.
Ketabahan Nabi Muhammad
Saw. dalam berdakwah
1.
Ketabahan atas ancaman
paman Nabi Muhammad Saw.
Pernahkah kalian membaca kisah
tentang Abu Lahab? Abu Lahab adalah paman Nabi Muhammad Saw. yang selalu
merintangi, mengancam dan menentang dakwah Nabi Muhammad Saw.
Pernah suatu hari ketika Nabi Muhammad Saw. sedang shalat, datang Abu Lahab meletakkan kotoran di atas punggung beliau. Abu Lahab terkenal sebagai orang yang paling gigih menentang dakwah Nabi. Demikian juga Istrinya. Ia sering meletakkan duri-duri di sepanjang jalan yang dilalui Nabi Muhammad Saw. Hal itu dilakukan agar Nabi Muhammad Saw. merasa kesakitan kakinya apabila melewati jalan tersebut di wakru fajar untuk salat ke masjid. Nabi Muhammad Saw. dengan sabar menjalani cobaan itu. Kejahatan mereka berdua akan mendapat balasan dari Allah Swt. seperti yang terdapat dalam al-Qur’an Surah al-Lahab/111 ayat 1-5:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ
مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ
سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ
Artinya:
1.
Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!
2.
Tidaklah berguna baginya
harta dan apa yang dia usahakan.
3.
Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak (neraka).
4.
Dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
5.
Di lehernya ada tali dari
sabut yang dipintal (QS. Al-Lahab [111]:1-5)
2.
Ketabahan atas ancaman para
penguasa Makkah
Penguasa Makkah tidak rela melihat
Nabi Muhammad Saw. bertambah pengikutnya. Mereka mengadakan pertemuan di Darun
Nadwah. Membicarakan tentang cara dan sikap apa yang dapat dipergunakan untuk
merintangi dakwah Nabi Muhammad Saw. Para penguasa Makkah memutuskan bahwa
untuk merintangi dakwah Nabi Muhammad Saw. adalah dengan cara menyebarkan
kebohongan Rasulullah Saw., agar orang jangan sampai mengikuti dakwah dan
menjauhkan diri dari Nabi Muhammad Saw.
3.
Ketabahan atas siksaan Kaum
Kafir Quraisy
Berbagai cara dilakukan kaum kafir
Quraisy untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw, diantaranya ketika Nabi
Muhammad saw melaksanakan salat di masjid dilempari dengan kotoran binatang
yang busuk baunya. Kotoran binatang itu mengenai kepala Nabi Muhammad Saw. yang
sedang sujud dalam salatnya. Kemudian datanglah Fatimah putri Nabi membersihkan
kotorannya. Setelah dibersihkan Rasulullah Saw. melanjutkan salatnya.
Kaum kafir Quraisy juga bersepakat
apabila Nabi Muhammad Saw. berjalan di suatu tempat akan dipukul dengan pukulan
yang keras. Mereka berpendapat apabila ini dilakukan secara terus menerus Nabi
Muhammad Saw. akan sakit dan tubuhnya menjadi lemah. Fatimah kebetulan
mendengar dan melaporkan hal itu ke Ayahnya dengan menangis. Nabi Muhammad Saw.
menjawab: “Hai anak perempuanku, diamlah jangan kamu menangis!”
4.
Ketabahan atas pemboikotan
yang dilakukan Bani Hasyim
Pemboikotan sama artinya dengan
pengucilan. Kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan terhadap Bani Hasyim
karena menganggap bahwa Bani Hasyim selama ini membela dan melindungi Nabi
Muhammad Saw. Dengan diboikotnya Bani Hasyim, Nabi dan umat Islam pada waktu
itu menderita kelaparan, kemiskinan, dan tidak bisa berhubungan dengan dunia
luar. Akibatnya, agama pun tidak bisa berkembang.
Isi pemboikotan itu adalah sebagai berikut:
a. Tidak boleh melakukan jual
beli dengan Bani Hasyim, Bani Abdul Muthalib, dan umat Islam.
b. Dilarang mengadakan
perdamaian dengan keluarga Bani Hasyim, Bani Abdul Muthalib, dan umat Islam,
kecuali jika Muhammad menyerahkan diri.
c. Tidak boleh mengadakan
pernikahan dengan keluarga Bani Hasyim Bani Abdul Muthalib, dan umat Islam.
d. Dilarang berbicara dan
menjenguk orang sakit dari keluarga Bani Hasyim, Bani Abdul Muthalib, dan umat
Islam.
e. Tempat tinggal umat Islam
diasingkan di bagian utara kota Makkah dan dijaga ketat oleh kaum Quraisy
sehingga tidak dapat berhubungan dengan masyarakat Makkah.
Papan pengumuman pemboikotan
ditempelkan di dinding Ka’bah. Pengumuman pemboikotan akan dicabut apabila Nabi
Muhammad Saw. menyerah atau diserahkan untuk di bunuh. Umat Islam pada waktu
itu bertahan tidak mau menyerahkan Rasulullah walaupun mereka menderita.
Akhirnya tahun berganti tahun,
papan pengumuman pemboikotan itu lenyap dimakan rayap. Bersama lenyapnya papan
pemboikotan itu, berakhirlah pemboikotan terhadap Bani Hasyim. Dalam
kenyataannya, pemboikotan pada saat itu tidak mampu memaksa umat Islam untuk
meninggalkan agamanya. Ketabahan mereka dalam membantu dan membela Nabi Muhammad
Saw. menyiarkan agama Islam, patut kita contoh.
C.
Ketabahan para sahabat
dalam berdakwah
1.
Ketabahan Khadijah binti
Khuwailid
Dia adalah istri Nabi Muhammad Saw.
yang selalu mendukung dakwah beliau. Khadijah selalu mendukung dakwah Nabi
dengan harta benda, jiwa dan raga. Banyak harta bendanya yang digunakan untuk
kepentingan dakwah Nabi Muhammad Saw., bahkan Khadijah banyak menghadapi
ancaman dan cacian dari kaum Kafir Quraisy. Mereka menyuruh Khadijah agar mau
membujuk Nabi Muhammad Saw. menghentikan dakwahnya. Namun bujukan itu
ditolaknya.
2.
Ketabahan Abu Bakar
Abu Bakar adalah salah satu sahabat
yang selalu mendampingi Nabi Muhammad Saw. Bahkan, sering pergi ke masjid
bersama-sama untuk menunaikan ibadah salat dan menyeru untuk memeluk agama
Islam kepada kaum kafir Quraisy.
Pada suatu hari Abu Bakar meminta
izin kepada Rasulullah Saw. untuk menyeru kepada kaum kafir Quraisy supaya
mereka insaf dan mengikuti seruan Allah Swt. dan utusan-Nya. Setelah mendapat
izin, Abu Bakar lalu berdiri di tengah-tengah masjid dan berkhotbah dengan
suara lantang, berseru kepada kaum kafir Quraisy supaya mengikuti seruan Allah
Swt. dan utusan-Nya, Nabi Muhammad Saw.
Tetapi apa tanggapan kaum kafir
Quraisy? Mereka memukuli Abu Bakar sehingga jatuh karena tidak kuat menahan
pukulan-pukulan mereka. Ketika mencoba melarikan diri, dengan segera ia
ditangkap oleh Utbah bin Rabi’ah dan dipukuli lagi.
Akhirnya Abu Bakar ditolong oleh
orang-orang dari keturunan keluarga Taimi yang kebetulan lewat dan dibawa ke
rumah ayahnya Abu Quhafah. Dengan takdir Allah Swt. tidak beberapa lama
kemudian sembuhlah Abu Bakar dari luka lukanya itu.
3.
Ketabahan Keluarga Sumayah
Bagaimana perasaanmu ketika melihat
orang yang disiksa di bawah sinar matahari? Itulah salah satu siksaan yang
dialami oleh sahabat Nabi Muhammad Saw. yang bernama Yasir. Yasir adalah suami
dari Sumayah. Mereka sekeluarga disiksa oleh majikannya yang bernama Abu Jahal.
Mereka diikat, kemudian diseret, dan dijemur di panas matahari beralaskan pasir
yang dibakar.
4.
Ketabahan Arqam bin Abil
Arqam
Arqam bin Abil Arqam adalah salah
satu sahabat Nabi Muhammad Saw. yang kuat iman dan pendiriannya. Ini dibuktikan
dengan rumah tempat tinggalnya menjadi pusat dakwah Nabi Muhammad Saw. secara
sembunyi-sembunyi. Melalui pusat dakwah dirumahnya bertambahlah pengikut dakwah
Nabi Muhammad Saw.
Arqam bin Abil Arqam sering
mendapat ancaman dan bujukan dari kaum kafir Quraisy agar meninggalkan ajaran
Islam. Arqam bin Abil Arqam tetap tabah dan menjadi pengikut setia Nabi
Muhammad Saw. bahkan ikut hijrah ke Madinah meninggalkan rumah dan harta
bendanya yang melimpah.
5.
Ketabahan Bilal bin Rabbah
Bilal bin Rabbah adalah seorang
hamba sahaya yang berasal dari Abessinia (Ethiopia). Dia dibeli oleh Umayah bin
Khalaf, salah seorang pemuka kaum kafir Quraisy dan penantang dakwah Islam.
Bilal bin Rabbah merasa tertarik
untuk mengikuti dakwah Nabi Muhammad Saw. Setelah mengikuti Nabi dalam
berdakwah, dia menyatakan diri sebagai seorang muslim.
Umayah bin Khalaf sangat marah mendengar berita itu. Dia menyiksa dan memaksa Bilal bin Rabbah agar kembali kepada kepercayaan menyembah berhala. Bilal dicambuk berkali-kali bekas luka cambukan merata di tubuhnya. Beliau menahan sakit sambil berucap, “Ahad…Ahad...Ahad.” Umayah lalu menjemur Bilal di panas terik matahari, kemudian di atas perutnya diletakkan batu besar. Akan tetapi, siksaan itu tidak sedikit pun mampu memengaruhi akidah yang diyakininya. Ketika penyiksaan itu berlangsung, Bilal dengan tegas menyatakan pendiriannya dan dengan suara terputus-putus mengucapkan lagi kata-kata, “Ahad...Ahad...Ahad.”