Memahami Isi Kandungan Surat Al Qadr
Guru Onlineku - Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat mulia. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan kasih sayang. Kedatangannya sangat dinanti-nanti oleh umat Islam. Pada bulan Ramadan umat Islam diwajibkan berpuasa. Apalagi datangnya malam lailatul qadar sangat dirindukan oleh umat Islam. Lailatul Qadar itu dituliskan dalam al-Qur’an surah ke-97.
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
- Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.
- Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
- Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
- Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
- Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Kandungan
Isi Surat Al Qadr
Surah al-Qadr adalah
surah yang ke 97, yaitu terletak setelah surah al-’Alaq dan sebelum surah al-Bayyinah.
Sebab turunya (asbabun nuzul) ayat ini menurut Imam Ibnu Jarir dalam sebuah
hadisnya menceritakan bahwa di kalangan orang-orang Bani Israil ada seorang
laki-laki yang setiap malam selalu beribadah. Kemudian pada siang harinya ia
selalu berjihad melawan musuh-musuh Allah Swt. sampai sore hari. Hal ini ia
lakukan sampai seribu bulan secara terus menerus. Hal ini membuat kaum muslimin
merasa takjub.
Kemudian Allah
Swt. menurunkan surah al-Qadr yang menegaskan bahwa beramal saleh pada
malam lailatul qadar itu pahalanya jauh lebih baik dan besar daripada amalan yang
dilakukan selama seribu bulan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Dengan demikian,
umat Islam diberikan semangat oleh Allah Swt. untuk rajin beramal saleh dan
beribadah. Walaupun usia umat Nabi Muhammad Saw. sangat pendek jika
dibandingkan dengan usia umat-umat terdahulu. Hal ini apabila kita mencontoh
usia Nabi Muhammad Saw. hanya 63 tahun. Maka kita harus terus bersemangat untuk
beribadah dan beramal saleh karena Allah Swt. telah memberikan kemuliaan malam lailatul
qadar pada bulan suci Ramadan.
Pada ayat 1
menjelaskan bahwa Allah Swt. telah menurunkan al-Qur’an dari lauh Mahfuz ke langit dunia pada
malam qadar sebagai petunjuk kepada umat manusia agar terhindar dari kesesatan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
Artinya:
Bulan
Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. (QS. al-Baqarah
185).
Selanjutnya, ayat
2-3 menjelaskan tentang kemuliaan lailatul qadar. Pada ayat ke-2 berisi
pertanyaan Allah Swt. terhadap nabi Muhammad Saw. : Apa malam kemuliaan itu?. Namun
nabi Muhammad Saw. tidak mampu untuk menjelaskannya. Maka Allah pulalah yang
menjelaskannya pada ayat ke-3. Bahwasanya malam kemuliaan itu lebih baik
daripada seribu bulan.
Dari ayat di atas,
mengisyaratkan bahwasanya manusia diminta untuk beribadah dan beramal saleh
pada malam lailatul qadar karena pahalanya begitu besar. Diibaratkan seperti
beribadah seribu bulan. Dengan demikian apakah diperbolehkan manusia yang telah
beribadah dan beramal saleh di malam lailatul qadar untuk meninggalkan ibadah
di waktu lain. Tentu tidak boleh, karena manusia diwajibkan untuk tetap
beribadah.
Ayat ke-4 dan 5 masih melanjutkan tentang kemuliaan malam lailatul qadar. Ayat ke- 4 Allah mengutus para malaikat dan malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengatur segala urusan. Selanjutnya pada ayat ke-5 bahwa malaikat yang turun ke bumi mengucapkan salam (mendoakan) untuk setiap manusia yang beribadah pada malam lailatul qadar sampai terbit fajar.