Memahami Isi Kandungan Surah al-‘Alaq
Guru Onlineku - Sebelum Islam
datang, peradaban bangsa Arab sangat terbelakang dan tidak sesuai aturan,
masyarakatnya mayoritas sebagai penyembah berhala dan sudah tidak mengenal
Allah Swt. lagi, sebagaimana yang diajarkan oleh nabi dan rasul terdahulu.
Sehingga masa itu disebut masa jahiliyah.
Bunyi Surat
Al-Alaq ayat 1-19
بِسْمِ اللَّـهِ
الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ ﴿٦﴾ أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ ﴿٧﴾ إِنَّ إِلَىٰ
رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ ﴿٨﴾ أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَىٰ ﴿٩﴾ عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰ
﴿١٠﴾ أَرَأَيْتَ إِن كَانَ عَلَى الْهُدَىٰ ﴿١١﴾ أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَىٰ ﴿١٢﴾
أَرَأَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ﴿١٣﴾ أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ اللَّـهَ يَرَىٰ
﴿١٤﴾ كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ ﴿١٥﴾ نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ ﴿١٦﴾ فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ ﴿١٧﴾ سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ ﴿١٨﴾
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِب ۩ ﴿﴾١٩
Artinya
Dengan menyebut
nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1). Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2). Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
3). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Mulia,
4). Yang
mengajar (manusia) dengan pena.
5). Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
6). Sekali-kali
tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
7). Apabila
melihat dirinya serba cukup.
8). Sungguh,
hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).
9). Bagaimana
pendapatmu tentang orang yang melarang?
10). Seorang
hamba ketika dia melaksanakan Shalat,
11). Bagaimana
pendapatmu jika dia (yang dilarang Shalat itu) berada di atas kebenaran
(petunjuk),
12). Atau dia
menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
13). Bagaimana
pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling?
14). Tidakkah
dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
15). Sekali-kali
tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (ke dalam neraka),
16). (yaitu)
ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.
17). Maka
biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)
18). Kelak Kami
akan memanggil Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa),
19). Sekali-kali
tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu
kepada Allah).
Kandungan
Surat al-‘Alaq ayat 1-19
Surah
al-‘Alaq adalah surah yang ke 96, yaitu setelah surah at-Tīn dan sebelum surah
al-Qadr, yang di dalamnya terdapat wahyu yang pertama kali turun yaitu ayat
1-5. Ayat ini turun bertepatan dengan malam 17 Ramadan. Oleh karena itu pada
setiap tanggal 17 Ramadan kita peringati sebagai Nuzulul Qur’an. Semua ayatnya
turun di Makkah maka disebut surah Makkiyyah. Dinamakan al-‘Alaq karena diambil
dari ayat kedua. Al-‘Alaq artinya segumpal darah.
Pada ayat 1-5
kita diperintahkan untuk membaca, dalam hal ini kita dituntut untuk mempelajari
ilmu pengetahuan baik ilmu umum maupun ilmu agama. Apalagi saat ini
perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka kita sebagai seorang muslim
harus mampu menguasai teknologi. Kita jangan merasa puas terhadap ilmu
pengetahuan yang telah kita peroleh, karena ilmu pengetahuan itu sangat luas.
Kita dituntut untuk mencari dan menguasainya. Di samping itu, dengan menguasai
Ilmu pengetahuan iman kita kepada Allah Swt. akan semakin tebal, sehingga kita akan
mengenal hakikat penciptaan manusia.
Ayat
selanjutnya berisi peringatan kepada Abu Jahal yang pernah melarang Nabi
Muhammad Saw. untuk melaksanakan shalat, bahkan Abu Jahal mengancam untuk
menginjak leher dan membenamkan wajah Nabi Muhammad Saw. ke tanah apabila dia
mendapati Rasulullah Saw. shalat. Namun kenyataannya setelah Abu Jahal melihat
Nabi Muhammad Saw. sedang shalat, ia mundur tidak bisa mendekati Rasulullah
Saw. apalagi sampai menginjak leher dan membenamkan wajahnya. Karena dia merasa
ada parit dari api yang menakutkan dan menyala-nyala.
Manusia seringkali melupakan kenikmatan dari Allah Swt. ketika merasa dirinya kaya dan berkecukupan, bahkan ia menjadi takabur dan menganggap orang lain rendah, karena merasa orang lain tidak ada yang mampu menandinginya. Allah Swt. pasti akan mengazab orang-orang yang merintangi orang lain untuk berbuat baik dan beribadah di akhirat kelak. Hal ini seperti Abu Jahal yang diancam oleh Allah Swt. karena selalu merintangi Nabi Muhammad Saw. yang hendak melaksanakan shalat. Pada ayat terakhir berisi larangan untuk mengikuti perilaku orang jahat dan berisi perintah untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah Swt.