Tumbuhan penghasil Energi Alternatif

Guru Onlineku - Pada perkembangan era globalisasi ini, harga minyak mentah di pasar dunia semakin naik dan cenderung melonjak. Hal ini entu menjadi masalah yang harus diatasi oleh berbagai pihak dan kalangan. Oleh karena itu, banyak pihak yang kemudian segera mencari sumber-sumber energi alternatif sebagai pengganti gas alam dan juga batu bara yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Salah satu cara yaitu dengan memanfaakan aneka tumbuh-tumbuhan sebagai penghasil sumber energi alternatif yang baru. Meski masih dalam tahap percobaan dan belum dipakai secara meluas, tetapi setidaknya tumbuh-tumbuhan ini bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif.

        Berikut beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai energi alternatif.

1.       Tanaman Jarak Pagar

         Tanaman jarak pagar merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk menghasilkan sumber energi alternatif. Sumber energi yang dihasilkan dari tanaman ini berupa biodiesel yang berguna untuk menggantikan fungsi solar pada mesin diesel. Pada saat ini, pemerintah tengah mencanangkan program penggunaan minyak jarak pagar sebagai pengganti minyak solar secara nasional.

         Minyak yang dihasilkan dari biji jarak pagar termasuk dalam minyak lemak (fatty oil). Minyak ini berwarna kuning dan tidak menjadi keruh meski disimpan dalam waktu yang cukup lama. Minyak jarak pagar bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Pertama melalui thermal atau catalytic cracking akan dihasilkan gas, gasoline, kerosin, dan diesel dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua, melalui esterifikasi transesterifikasi akan dihasilkan produk berupa biosolar yang digunakan untuk pembangkit genset, kendaraan diesel, dan kompor jarak pagar.

2.       Tumbuhan Alga

        Tumbuhan alga adalah tumbuhan penghasil energi alternatif yang paling efesien. Tumbuhan ini diperkirakan dapat menghasikan 200 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan-tumbuhan lain penghasil bahan bakar diesel. Kemiripan yang dihasilkannya dapat kita lihat sebagai suatu keberuntungan yang luar biasa.

        Budi daya biomassa dari tanaman alga yang dikenal dengan nama Algaculture, kemudian bisa menjadi solusi kebutuhan energi pada masa dating yang bisa mengurangi emisi karbon dan risiko pemanasan global. Bakteri pada alga kemudian akan menjadi sumber energi terbaik pada masa dating. Kandungan minyak dalam alga bisa mencapai lebih dari 50% yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel.

        Alga menawarkan banyak manfaat disbanding sumber energi terbarukan lain seperi jagung dan kedelaiyang digunakan sebagai bahan baku biofuel. Jagung dan kedelai adalah tanaman pangan, sehingga bisa mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat miskin di berbagai negara. Untuk mengembangkan jagung dan kedelai juga diperluhkan lahan yang subur yang jumlahnya makin langka di dunia. Alga bisa dikembangkan di mana saja, di selokan bahkan di laut. Proses produksi alga sangat efisien, murah serta mengandung energi dan minyak dalam jumlah besar. Dalam proses pertumbuhannya, alga menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar dan bisa tumbuh di segala jenis air, bahkan air limbah. Alga hanya memerluhkan sinar matahari untuk tumbuh dan hanya perlu waktu beberapa jam untuk bisa memproduksi Kembali energi. Alga tidak beracun dan tidak mengandung sulfur sehingga ramah lingkungan dan mudah didaur ulang secara biologis. Hal ini makin menjadi alas an mengapa alga bisa menjadi solusi terbaik bagi krisis energi pada masa dating.

3.       Kelapa Sawit

        Sumber energi alternatif yang cukup banyak dimiliki Indonesia, antara lain kelapa sawit. Pasokan kelapa sawit Indonesia saat ini sangat melimpah sehingga tidak perlu menambah luas lahan untuk mencukupi kebutuhan. 

        Minyak kelapa sawit ini biasa digunakan sebagai biodiesel. Pemrosesan minyak kelapa sawit sebenarnya dibagi menjadi dua bagian, yakni pemrosesan untuk mendapatkan minyak yang ada pada sabut kelapa sawit, minyak tersebut dikenal sebagai minyak sawit atau palm oil, dan pemrosesan untuk mendapatkan minyak pada biji sawit dikenal sebagai minyak biji sawit atau palmed kernel oil. Perbedaanya adalah pada kandungannya. Palm Oil banyak mengandung asam lemak jenuh palmitic dan stearic, sedangkan palm kernel oil komposisinya banyak mengandung asam lemak jenuh lauric dan myristic.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url